Memberikan Ilmu-Ilmu Yang Berkaitan Seputar Tambang, Baik Pelajaran Dasar Maupun Ilmu Lanjutan. Membahas Informasi Seputar Tambang Baik Di Dalam Maupun Luar Negeri.

  • PENGERTIAN AIR ASAM TAMBANG

    Air Asam Tambang atau disingkat dengan (AAT) merupakan air yang berasal dari galian batuan. Air asam terbentuk akibat air yang berada di lokasi tambang seperti limpasan berinteraksi langsung dengan logam-logam yang tersingkap di permukaan. Air ini terbentuk secara reaksi kimia atau disebut dengan oksidasi alamiah mineral sulfida (mineral belerang, S). Air asam tidak hanya terjadi di lokasi tambang. Air asam juga dapat terbentuk di lokasi-lokasi lain seperti pertanian, jalan, dan sebagainya selama lokasi tersebut mengandung unsur kimia yang dapat berpotensi membentuk air asam.

  • Pengertian,Proses, dan Jenis Batubara

    Batubara merupakan salah satu bahan bakar fosil. Batubara tergolong kedalam batuan sedimen yang memiliki sifat mampu bakar (dapat terbakar), batuan ini terbentuk dari sisa-sisa endapan organik, penyusun utamanya merupakan sisa-sisa tumbuhan yang terendapkan dalam jangka waktu yang lama dalam skala jutaan tahun dan membentuk batubara.

  • Pengertian Peledakan Tambang Bawah Tanah dan Pengertian Cut

    Perbedaan utama antara peledakan pada tambang bawah tanah dengan peledakan permukaan (peledakan jenjang) adalah jenis arah peledakannya, pada peledakan terowongan, arah peledakan mengarah kepada satu bidang bebas. Sedangkan pada peledakan jenjang, arah peledakan dilakukan kearah dua atau lebih bidang bebas. Selain jumlah arah bidang bebas, ruang untuk melakukan peledakan pada bawah tanah terbatas, sehingga diperlukanpembuatan bidang bebas kedua yang berguna sebagai arah peledakan selanjutnya.

  • Analisis Ultimat pada Batubara

    Analisa Ultimat pada batubara bertujuan untuk mengetahui informasi berupa kandungan karbon (C), hidrogen (H), Nitrogen (N), dan Oksigen (O2), serta Sulfur (S) yang terkandung didalam batubara. Jika ditinjau dari segi kualitas batubara, sebuah batubara dikatakan memiliki kualitas yang baik apabila memiliki kandungan karbon yang tinggi. Semakin tinggi kandungan karbon, maka akan semakin besar kalor yang akan dihasilkan.

  • Pengertian Ventilasai Tambang

    Ventilasi tambang adalah suatu usaha atau kegiatan berupa pengendalian terhadap pergerakan ataupun aliran udara yang masuk kedalam area tambang bawah tanah. Tujuan utama dari adanya ventilasi tambang adalah menyediakan suplai udara segar dengan kuantitas dan kualitas yang baik, dan mampu mengalirkan udara kedalam seluruh wilayah pada tambang bawah tanah sehingga dapat menciptakan kondisi kerja yang nyaman dan aman bagi pekerja dan melancarkan kegiatan operasi penambangan bawah tanah.

  • Jenis Ventilasi pada Tambang Bawah Tanah

    Jika suatu tambang bawah tanah memiliki dua shaft (lubang vertikal) yang saling berhubungan pada kedalaman tertentu, maka sejumlah udara akan mengalir secara alami kedalam tambang meskipun tanpa bantuan alat mekanis. Ventilasi alami ini dapat terjadi akibat udara yang terdapat pada downcast shaft lebih dingin daripada udara yang terdapat upcast shaft.

Sabtu, 12 Mei 2018

Alasan Dilakukannya Permodelan dan Evaluasi Cadangan


Alasan dilakukannya permodelan dan evaluasi cadangan
  • Sistem penambangan dan penngolahan yang digunakan untuk mengekstrak endapan insitu harus dapat menghasilkan pendapatan
  • Aset utama adalah berupa endapan, oleh karena itu lokasi/jumlah keterdapatan endapan insitu (kuantitas) serta perkiraan kadar (kualitas) harus memiliki derajat kepercayaan yang dapat diiterima dan dipertanggungjawabkan
  • Perbedaan antara rencana perkiraan dengan kondisi aktual pada saat diproduksi atau perubahan dalam harga endapan (logam) dapat menyebabkan penyimpangan yang cukup besar pada keuntungan tambang

Waktu untuk melakukan permodelan dan evaluasi cadangan
Permodelan dan evaluasi cadangan dilakukan dari awal proses eksplorasi sampai dengan selama proses penambangan.
Selama proses eksplorasi:
  • Sebagai data awal untuk studi kelayakan dan analisis keekonomian
  • Sebagai dasar untuk pengambilan keputusan
  • Sepanjang proses penambangan:
  • Membuat revisi dan mendukung perencanaan tambang
  • Untuk analisis biaya dan efisiensi dalam penambangan
  • Sebagai kontrol kualitas
  • Untuk melakukan improvisasi metode eksplorasi dan pengolahan

Faktor-faktor dalam permodelan dan evaluasi cadangan
  • Permodelan dan perhitungan cadangan pada umumnya dihitung berdasarkan susunan data kadar 2D atau 3D yang berasal dari sampel
  • Didalam aplikasinya, volume total dari suatu mineralisasi (endapan) akan jauh lebih besar (beberapa puluh atau ratus kali) daripada total volume sampel yang digunakan sebagai dasar perhitungan
  • Akibatnya, suatu nilai kesalahan (error) dapat diperkirakan dari perbedaan antara kondisi aktual cadangan terhadap estimasi berdasarkan sampel
  • Metode perhitungan dapat berbeda untuk endapan yang akan ditambang secara open pit atau secara underground
  • Metode perhitungan cadangan juga berbeda sesuai dengan tujuan penambangan (jangka panjang atau jangka pendek)
  • Perhitungan dilakukan dengan berbagai metode yang didasarkan pada pertimbangan teoritis maupun empiris
  • Kuantitas (volume dan tonase) dan kadar (kualitas) merupakan atribut-atribut (variabel/parameter) utama yang dihasilkan

Beberapa prosedur standar yang dilakukan dalam melakukan permodelan dan evaluasi cadangan
  • Permodelan geologi (geological modelling)
  • Melakukan analisis terhadap kontinuitas, baik geologi maupun nilai kadar/kualitas
  • Melakukan evaluasi terhadap kualitas data, baik data geologi maupun data kadar
  • Melakukan evaluasi data secara umum (dengan menggunakan statistik deskriptif)
  • Melakukan perhitungan sumberdaya global
  • Melakukan perhitungan sumberdaya lokal (insitu)
  • Melakukan perhitungan cadangan tertambang (mineable/recoverable reserves)
  • Membuat simulasi


Share:

Pencemaran Suara


Pencemaran Suara
Pencemaran suara diakibatkan oleh bunyi atau suara yang mengakibatkan ketidaktentraman makhluk hidup di sekitarnya. Bunyi yang menimbulkan kebisingan disebabkan oleh sumber suara yang bergetar. Getaran sumber ini menyebabkan terjadinya gelombang rambatan energi mekanis dalam medium udara menurut pola ramatan longitudinal. Rambatan gelombang diudara ini dikenal sebagai suara atau bunyi sedangkan dengan konteks ruang dan waktu sehingga dapat menimbulkan gangguan kenyamanan dan kesehatan.

Nilai Ambang Batas (NAB) Pencemaran Suara
Tingkat kebisingan biasanya dinyatakan dalam skala tingkat tekanan suara (Sound Pressure Level) dengan satuan dB. NAB Kebisingan untuk tenaga kerja adalah NAB tertinggi yaitu 85 dB yang masih dianggap aman untuk sebagian besar tenaga kerja bila bekerja 8 jam/hari atau 40 jam/minggu. Waktu maksimum bekerja yang diperbolehkan untuk pemaparan harian adalah:
  • Tingkat kebisingan 85 dB untuk 8 jam/hari
  • Tingkat kebisingan 88 dB untuk 4 jam/hari
  • Tingkat kebisingan 91 dB untuk 2 jam/hari
  • Tingkat kebisingan 94 dB untuk 1 jam/hari
  • Tingkat kebisingan 97 dB untuk 30 menit/hari
  • Tingkat kebisingan 100 dB untuk 15 jam/hari


Sumber Pencemar Suara
Sumber kebisingan dapat di klasifikasikan menjadi 3 macam, yaitu :
Mesin : Kebisingan yang ditimbulkan oleh aktifitas mesin.
Vibrasi : Kebisingan yang ditimbulkan oleh akibat getaran yang ditimbulkan akibat gesekan, benturan atau ketidak seimbangan gerakan bagian mesin. Terjadi pada roda gigi, roda gila, batang torsi, piston, fan, bearing, dan lain-lain.
Pergerakan udara, gas dan cairan : Kebisingan ini di timbulkan akibat pergerakan udara, gas, dan cairan dalam kegiatan proses kerja industri misalnya pada pipa penyalur cairan gas, outlet pipa, gas buang, jet, flare boom, dan lain-lain.

Penanganan Terhadap Pencemaran Suara
Penggunaan alat peredam suara, Secara konvensional bising diredam dengan  memakai bahan-bahan peredam. Bahan tersebut ditempatkan di sekitar sumber bising atau di dinding ruang yang intensitas bisingnya ingin dikurangi.
Melakukan pengujian kebisingan alat, Uji kebisingan alat bertujuan untuk mengurangi pencemaran suara yang ditimbulkan oleh aktivitas alat. Sehingga dapat ditentukan seberapa besar tingkat kebisingan yang ditimbulkan aktivitas kerja alat.
Pengawasan Mesin Industri, Pengawasan kebisingan melalui pengawasan mesin dilakukan sebagai perlindungan terhadap pendengaran. pengurangan kebisisngan pada sumber (mesin) dapat dilakukan, misalnya dengan menempatkan peredaman pada sumber getaran. selain itu [erlu dilakukan penelitian dan perencanaan mesin baruyang tidak bising. hal ini sangat tergantung pada permintaan para usahawam sebagai pembeli mesin kepada pembuatnya dengan mengajukan persyaratan kebisingan dari mesin sebelumnya. bukan saja tingkat bahaya yang diperhatikan, tapi juga intensitasnya juga tidak mengganggu daya kerja


Share:

Pencemaran Udara (Debu)


Pencemaran Udara (debu)
Pencemaran udara diartikan sebagai adanya bahan – bahan atau zat – zat asing di dalam udara yang menyebabkan perubahan susunan (komposisi) udara dari keadaan normalnya. Kehadiran bahan atau zat asing di dalam udara dalam jumlah tertentu serta berada di udara dalam waktu yang cukup lama akan dapat mengganggu kehidupan manusia, hewan, dan binatang. Bila keadaan seperti tersebut terjadi, maka udara telah dikatakan tercemar, kenyamanan hidup terganggu.

Parameter Udara Tercemar

Bahan Pencemar Udara (debu)
Secara alamiah partikulat debu dapat dihasilkan dari debu tanah kering yang terbawa oleh angin atau berasal dari muntahan letusan gunung berapi. Pembakaran yang tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung senyawa karbon akan murni atau  bercampur dengan gas-gas organik seperti halnya penggunaan mesin disel yang tidak terpelihara dengan baik.
Suspended Particulate Matter (SPM) juga dihasilkan dari pembakaran batu bara yang tidak sempurna sehingga terbentuk aerosol kompleks dari butir-butiran tar. Dibandingkan dengan pembakaraan batu bara, pembakaran minyak dan gas pada umunya menghasilkan SPM lebih sedikit. Kepadatan kendaraan bermotor dapat menambah asap hitam pada total emisi partikulat debu.
Demikian juga pembakaran sampah domestik dan sampah komersial bisa merupakan sumber SPM yang cukup penting. Berbagai proses industri seperti proses penggilingan dan penyemprotan, dapat menyebabkan abu berterbangan di udara, seperti yang juga dihasilkan oleh emisi kendaraan bermotor.

Penanganan Terhadap Pencemaran Debu
Pengendalian debu dapat berdasarkan empat pencegahan, yaitu:
  • Pencegahan terhadap sumbernya, antara lain mengisolasi sumber agar tidak mengeluarkan debu diruang kerja dengan ‘Local Exhauster’ atau dengan melengkapi water sprayer pada cerobong asap. Serta substitusi alat yang mengeluarkan debu dengan yang tidak mengeluarkan debu
  • Pencegahan dilakukan terhadap media Transmisi dan udara ambient, Memakai metode basah yaitu,penyiraman lantai dan pengeboran basah (Wet Drilling). Penanaman pohon atau reboisasi
  • Pencegahan Terhadap Tenaga Kerja yang terpapar, Antara lain dengan menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) berupa masker.
  • Pencagahan terhadap penderita atau orang sakit akibat terpapar partikel debu antara lain melalui pemeriksaan dan pengobatan serta rehabilitasi terhadap korban atau orang sakit. Pemeriksaan dapat dilakukan melalui pemeriksaan laboratorium  dan radiologi untuk mengetahui kelainan akibat debu. Rehabilitasi dilakukan terhadap korban yang mengalami cacat organ akibat terpapar partikel debu dalam jangka waktu lama





Share:

Definisi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)


Definisi Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah bahan berbahaya dan beracun (B3) adalah sisa usaha dari suatu kegiatan yang sifat dan konsentrasinya mengandung zat yang beracun dan berbahaya sehingga secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak lingkungan, mengganggu kesehatan, dan mengancam kelangsungan hidup manusia serta organisme lainya.

Hasil gambar untuk B3 limbah tambang
Pencemaran akibat Limbah B3


Pembagian Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Limbah B3 berdasarkan sumber terbagi menjadi: limbah B3 dari sumber spesifik, limbah B3 dari sumber tidak spesifik, limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.
Limbah B3 berdasarkan karakteristik yaitu: mudah meledak, pengoksidasi, mudah menyala, beracun, berbahaya, korosif, bersifat iritasi, kardiogenik, teratogenik, mutagenik.

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3)
Pengelolaan limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan, pengelolaan dan penimbunan limbah B3. Berikut ini adalah pengertian masing-masing kegiatan dalam pengelolaan limbah B3:
Reduksi limbah B3 adalah suatu kegiatan pada penghasil untuk mengurangi jumlah dan mengurangi sifat bahaya dan racun limbah B3, sebelum dihasilkan dari suatu kegiatan. Penyimpanan adalah kegiatan penyimpanan limbah B3 yang dilakukan oleh penghasil dan/atau pengumpul dan/atau pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara.
Pengumpulan limbah B3 adalah kegiatan mengumpulkan limbah B3 dari penghasil limbah B3 dengan maksud menyimpan sementara sebelum diserahkan kepada pemanfaat dan/atau pengolah dan/atau penimbun limbah B3.
Pengangkutan limbah B3 adalah suatu kegiatan pemindahan limbah B3 dari penghasil dan/atau dari pengumpul dan/atau dari pemanfaat dan/atau dari pengolah ke pengumpul dan/atau ke pemanfaat dan/atau ke pengolah dan/atau ke penimbun limbah B3. 
Pemanfaatan limbah B3 adalah suatu kegiatan perolehan kembali (recovery) dan/atau penggunaan kembali (reuse) dan/atau daur ulang (recycle) yang bertujuan untuk mengubah limbah B3 menjadi suatu produk yang dapat digunakan dan harus juga aman bagi lingkungan dan kesehatan manusia.
Pengolahan limbah B3 adalah proses untuk mengubah karakteristik dan komposisi limbah B3 untuk menghilangkan dan/atau mengurangi sifat bahaya dan/atau sifat racun. Terdapat banyak metode pengolahan limbah B3 di industri, metode yang paling popular adalah Chemical Conditioning, Solidification/Stabilization, Incineration, Bioremediasi.

Metode Pembuangan limbah B3
Sebagian dari limbah B3 yang telah diolah atau tidak dapat diolah dengan teknologi yang tersedia harus berakhir pada pembuangan (disposal). Tempat pembuangan akhir yang banyak digunakan untuk limbah B3 ialah :
Landfill
Hasil gambar untuk landfill b3
Landfill

Landfill untuk penimbunan limbah B3 diklasifikasikan menjadi tiga jenis yaitu: (1) secured landfill double liner, (2) secured landfill single liner, dan (3) landfill clay liner dan masing-masing memiliki ketentuan khusus sesuai dengan limbah B3 yang ditimbun.

Deep Injection Well
Gambar terkait
Deep Injection Well

Limbah B3 diinjeksikan sedalam suatu formasi berpori yang berada jauh di bawah lapisan yang mengandung air tanah. Di antara lapisan tersebut harus terdapat lapisan impermeable.


Share:

Kriteria Penentuan Cadangan dan Tata Cara Perhitungan Cadangan


Penentuan jumlah cadangan atau jumlah sumber daya mineral yang mempunyai nilai ekonomi/layak tambang adalah suatu hal yang pertama kali perlu dikaji, dihitung secara benar sesuai standar perhitungan cadangan yang berlaku, karena akan berpengaruh terhadap optimalisasi rencana usaha tambang, umur tambang dan hasil yang akan diperoleh. Dalam hal penentuan cadangan, langkah yang perlu dilakukan antara lain:
  • Memadai atau tidaknya kegiatan dan hasil eksplorasi
  • Kebenaran penyebaran dan kualitas cadangan berdasarkan korelasi seluruh data eksplorasi seperti pemboran, analisis contoh, dan lain-lain.
  • Kelayakan penentuan batasan cadangan, seperti cut off grade, stripping ratio, kedalaman maksimum penambangan, ketebalan menimum dan sebagainya.

Tata Cara Perhitungan Cadangan
Adapun beberapa cara dalam melakukan perhitungan cadangan diantaranya:
  • Perhitungan cadangan dilakukan sesuai standar dan dengan pedoman yang berlaku
  • Kelengkapan kebeneran dan skala peta dasar untuk perhitungan cadangan seperti peta topografi dan sebaran bahan galian, peta isokualitas, isopach struktur kontur atau gambaran tiga dimensi dari penyebaran bahan galian
  • Data geoteknik untuk penentuan sudut lereng dan batasan stope
  • Data berat jenis untuk berbagai tipe batuan dan bijih
  • Data percobaan/uji metalurgi
  • Analisis multi elemen untuk berbagai tipe bijih
  • Perhitungan cut off grade dan stripping ratio
  • Recovery dari penambangan
  • Faktor biaya dan pendapatan
  • Faktor sosial, hukum dan lingkungan


Share:

Penentuan Pemilihan Kipas Angin Pada Sistem Ventilasi Bawah Tanah


Penentuan Pemilihan Kipas Angin sebagai Ventilasi pada Tambang Bawah Tanah disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya:
  • Arah kemajuan tambang
  • Jalan udara masuk dan jalan udara keluar
  • Lebar lubang bukaan yang digunakan pada tambang
  • Adapun peletakan kipas angin harus memenuhi beberapa syarat sebagai berikut:
  • Mudah mensuplai udara ke front kerja
  • Lubang tempat peletakan kipas angin utama tidak sebagai jalan angkut troley atau grandby
  • Lokasi peletakan kipas angin harus mampu mengangkut udara kotor keluar dari tambang.

Beberapa kelebihan penempatan kipas angin di permukaan:
  • Mudah dikontrol
  • Perbaikan mudah
  • Biaya pemasangan mudah
  • Potensi kerusakan muncul karena ledakan lebih kecil.

Adapun instrumen ventilasi bantuan selain kipas angin yang mengatur arah aliran udara pada tambang bawah tanah, diantaranya:
  • Penutup (Stoping), berfungsi untuk mencegah aliran udara masuk.
  • Pintu angin, bertujuan agar dapat menahan aliran udara dengan sistem buka tutup
  • Air Lock, pintu angin yang dipasang seri untuk mencegah aliran udara singkat
  • Regulator, pintu yang bertujuan untuk mengatur kuantitas udara yang masuk ke area tambang bawah tanah
  • Jembatan udara (Overcast), untuk menghindari terjadinya pencampuran 2 aliran udara.


Share:

Teknologi Gasifikasi Batubara


Gasifikasi merupakan suatu proses perubahan bahan bakar padat secara termokimia menjadi gas. Pada saat ini gasifikasi batubara digunakan sebagai cara alternatif pengganti bahan bakar minyak. Salah satu pemilihan alternatif ini dikarenakan udara yang diperlukan lebih rendah dari udara yang digunakan untuk proses pembakaran bahan bakar minyak.

Hasil gambar untuk gasifikasi batubara
Gasifikasi Batubara
Gasifikasi terbagi dua:
Gasifikasi Parsial
Gasifikasi parsial adalah konversi batubara menjadi produk gas melalui proses pirolisis atau karbonisasi. Dalam gasifikasi parsial, selain dihasilkan produk-produk gas juga dihasilkan produk padat berupa kokas atau arang batubara dan produk cair berupa ter. Pirolisis adalah penguraian batubara menjadi produk padatan, cairan dan gas melalui proses pemanasan tanpa udara atau dengan menggunakan udara yang terbatas. Apabila produk utama penguraian berupa padatan maka prosesnya disebut karbonisasi. Sumber energi untuk pemanasan dapat berasal dari luar (external heating) atau menggunakan sebagian energi batubaranya (internal heating).
Gasifikasi Total
Proses gasifikasi yang saat ini banyak dikembangkan adalah gasifikasi total, yakni konversi batubara menjadi produk gas melalui reaksi antara batubara dengan pereaksi berupa udara, campuran udara/uap air, atau campuran oksigen/uap air. Dalam gasifikasi total seluruh material organik batubara diharapkan dapat dikonversikan menjadi gas. Gasifikasi batubara merupakan proses pembakaran tidak sempurna (incomplete combustion) dari batubara sehingga dihasilkan produk utama berupa gas mampu bakar yakni CO dan H2 serta gas-gas hidrokarbon lainnya seperti CH4. Reaksi kimia yang terjadi selama proses gasifikasi terdiri atas reaksi pembakaran, reaksi gasifikasi primer dan reaksi gasifikasi sekunder. Reaksi pembakaran merupakan reaksi eksotermal dan panas yang dihasilkan dari reaksi ini digunakan untuk reaksi gasifikasi yang bersifat endotermal.


Share:

Sabtu, 05 Mei 2018

Komponen Utama Alat Bor dan Faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Alat Bor


Komponen Utama alat bor
Ada 4 komponen fungsional utama. Fungsi ini dihubungkan dengan penggunaan energi oleh Sistem pemboran di dalam melawan batuan dengan cara sebagai berikut:
  • Mesin bor, sumber energi adalah penggerak utama, mengkonversikan energi dari bentuk asal (fluida, elektrik, pnuematik, atau penggerak mesin combustion) ke energi mekanik untuk mengfungsikan sistem.
  • Batang bor (rod) mengtransmisikan energi dari penggerak utama ke mata bor (bit).
  • Mata bor (bit) adalah pengguna energi didalam sistem, menyerang batuan secara makanik untuk melakukan penetrasi.
  • Sirkulasi fluida untuk membersihkan lubang bor, mengontrol debu,mendinginkan bit dan kadang-kadang mengstabilkan lubang bor.
Pemboran Pada Tambang Bawah Tanah (Underground)

Pemboran Pada Permukaan (Surface)

Faktor yang mempengaruhi pemilihan alat bor
Beberapa faktor yang mempengaruhi pemilihat alat bor diantaranya:
  • Jenis Batuan, dimana menentukan pemilihat alat bor, percussive atau rotary-crushing, dipakai untuk batuan yang kerasm rotary-cutting dipakai untuk batuan sedimen.
  • Kedalaman lubang bor yang dihubungkan dengan ukuran lainnya, kedalaman lubang yang akan dibor akan disesuaikan terlebih dahulu dengan parameter lainnya.
  • Kondisi Lapangan, kondisi lapangan sangat mempengaruhi pemilihan peralatan.
  • Fragmentasi, adalah istilah yang menggambarkan ukuran dari pecahan batuan setelah peledakan dan pada umumnya fragmentasi dipengaruhi oleh proses selanjutnya.


Share:

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Mesin Bor


Kinerja suatu mesin bor dipengaruhi oleh faktor-faktor sifat batuan yang di bor, rock drillability, geometri pemboran, umur dan kondisi mesin bor, dan ketrampilan operator.

Sifat Batuan
Sifat batuan yang berpengaruh pada penetrasi dan sebagai konsekuensi pada pemiliha metode pemboran, yaitu:
  • Kekerasan Batuan, Kekerasan adalah tahanan dari suatu bidang permukaan halus terhadap abrasi. Kekerasan dipakai untuk mengukur sifat-sifat teknis dari material batuan dan dapat juga dipakai untuk menyatakan berapa besarnya tegangan yang diperlukan untuk menyebabkan kerusakan pada batuan. Kekerasan batuan merupakan fungsi dari kekerasan, komposisi butiran mineral, porositas, dan derajat kejenuhan serta merupakan hal yang utama yang harus diketahui untuk menentukan tingkat kemudahan pemboran.
  • Kekuatan Batuan (strength), Kekuatan mekanik suatu batuan adalah suatu sifat dari kekerasan terhadap gaya luar, baik itu kekuatan staik maupun dinamik. Pada prinsipnya, kekuatan batuan tergantung padakomposisi mineralnya.
  • Abrasivitas, Abrasivitas adalah sifat batuan untuk menggores permukaan mineral lain, ini merupakan suatu parameter yang mempengaruhi keausan (umur) mata bor dan batang bor. Faktor yang mempengaruhi abrasivitas batuan adalah Kekerasan batuan, Bentuk butir, Ukuran butir, Porositas batuan, Ketidaksamaan penyusun batuan.
  • Elastisitas, Sifat elastisitas batuan dinyatakan dengan Modulus Young (E), dan nisbah Poisson (Ï…). Modulus elastisitas merupakan faktor kesebandingan antara tegangan normal dengan regangan relatifnya, sedangkan nisbah Poisson merupakan kesebandingan antara regangan lateral dengan regangan aksial. Modulus elastisitas sangat tergantung pada komposisi mineralnya, porositas, jenis perpindahan, dan besarnya beban yang diterapkan.
  • Plastisitas, Plastisitas batuan merupakan perilaku batuan yang menyebabkan deformasi tetap setelah tegangan dikembalikan ke kondisi awal, dimana batuan tersebut belum hancur. Sifat plastis tergantung pada komposisi mineral penyusun batuan.
  • Tekstur Batuan, Tekstur suatu batuan menunjukkan hubungan antaa mineral-mineral penyusun batuan, sehingga dapat diklasifikasikan berdasarkan dari sifat-sifat porositas ikatan antar butir, bobot isi, dan ukuran butir. Tekstur juga mampengaruhi kecepatan pemboran.
  • Struktur Geologi, Penyesuaian kelurusan lubang ledak, aktivitas pemboran, dan kemantapan lubang ledak dipengaruhi oleh struktur geologi seperti patahan, rekahan, kekar, bidang perlapisan.
  • Karakteristik Pecahan, Karakteristik pecahan dapat digambarkan seperti perilaku batuan ketika dipukul. Tiap-tiap tipe batuan mempunyai karakteristik pecah yang berbeda dan ini berhubungan dengan tekstur, komposisi mineral, dan tekstur.

Rock Drillability
Drilabilitas batuan adalah temperatur mudah tidaknya mata bor melakukan penetrasi ke dalam batuan. Drilabilitas batuan merupakan fungsi dari sifat batuan seperti komposisi mineral, tekstur, ukuran butir dan tingkat pelapukan.

Geometri Pemboran
Geometri pemboran ini mencakup diameter, kedalaman, dan kemiringan lubang tembak. Semakin besar diameter lubang berarti penampang lubang yang harus ditembus semakin besar sehingga faktor gesekan juga semakin besar. Hal ini akan sangat mempengaruhi kinerja mesin bor dalam arti kecepatan pemboran semakin lambat. Semakin dalam lubang bor maka akan terjadi gesekan antara drilling string dengan dinding lubang yang semakin besar. Di samping itu kehilangan energi akibat semakin panjangnya drilling string juga akan semakin besar. Hal ini akan dapat menurunkan kinerja mesin bor. Pada kegiatan pemboran ada 2 macam arah lubang ledak yaitu arah tegak lurus dan arah miring, arah lubang ledak ini berpengaruh terhadap aktivitas pemboran.

Umur dan Kondisi Mesin Bor
Umur dan kondisi mesin bor sangat berpengaruh, karena semakin lama umur alat bor maka pemakaian kemampuan alat semakin turun.

Keterampilan Operator
Keterampilan operator tergantung pada individu masing-masing yang dapat diperoleh dari latihan dan pengalaman kerja.


Share:

Pengertian Pemboran dan Sistem Pemboran


Pengertian Pemboran
Pemboran merupakan rangkaian dalam proses kegiatan penambangan.  Kegiatan pemboran dapat ditemukan baik dalam kegiatan penambangan permukaan maupun penambangan di bawah permukaan. Kegiatan pemboran bertujuan untuk menyediakan lubang tembak untuk peledakan dalam angka rangka pembongkaran atau pemberaian material.

Sistem Pemboran
Sistem pemboran merupakan suatu sistem atau sumber energi penggerak dari alat bor saat melakukan kerjanya. Sistem pemboran terbagi menjadi dua, yakni pemboran sistem mekanik dan pemboran sistem manual.

Sistem Pemboran Mekanik
Komponen utama dari sistem pemboran mekanik adalah : sumber energi mekanik, batang bor penerus (transmitter) energi tersebut, mata bor sebagai aplikator energi terhadap batuan, dan peniupan udara (flushing) sebagai pembersih dari serbuk pemboran (cuttings) dan memindahkannya keluar lubang bor. Berdasarkan sumber energi mekaniknya, sistem pemboran mekanik terbagi menjadi 3 ( tiga ), yaitu : rotari, perkusif, dan rotari-perkusif.
  • Bor Tumbuk ( Percussion Drill ), Pada pemboran tumbuk (perkusif), energi dari mesin bor diteruskan oleh batang bor dan mata bor untuk meremukkan batuan. Komponen utama dari mesin bor ini adalah piston yang mendorong dan menarik tungkai  (shank) batang bor. Pada metode perkusif yang terjadi adalah proses peremukan (crushing) permukaan batuan oleh mata bor. Contoh alat bor yang menggunakan sistem ini adalah hammer drill, churn drill.
  • Bor Putar-Tumbuk ( Rotary-Percussion Drill ), Pada pemboran rotari-perkusif, aksi penumbukan oleh mata bor dikombinasikan dengan aksi putaran, sehingga terjadi proses peremukan dan penggerusan permukaan batuan. Metode ini dapat digunakan pada bermacam-macam jenis batuan. Metode putar-tumbuk terbagi menjadi dua, yaitu :

  • Top Hammer, Metode pemboran top hammer adalah metode pemboran yang terdiri dari 2 kegiatan dasar yaitu putaran dan tumbukan. Kegiatan ini diperoleh dari gerakan gigi dan piston, yang kemudian ditransformasikan melalui shank adaptor dan batang bor menuju mata bor. Berdasarkan jenis penggerak putaran dan tumbukannya, metode ini dibagi menjadi dua jenis yaitu : Hydrolic Top Hammer dan Pneumatic Top Hammer.
  • Down the Hole Hammer (DTH Hammer), Metode pemboran ini adalah metode pemboran tumbuk-putar yang sumber dasarnya menggunakan udara bertekanan. DTH Hammer dipasang dibelakang mata bor, di dalama lubang sehingga hanya sedikit energi tumbukan yang hilang akibat melewati batang bor dan sambungan-sambungannya. Contoh dari alat bor dengan menggunakan sistem bor tumbuk putar adalah jack hammer.

  • Bor Putar ( Rotary Drill ), Berdasarkan sistem penetrasinya, metode rotari terbagi menjadi 2 sistem tricone dan drag bit. Disebut tricone jika penetrasinya berupa gerusan (crushing) dan drag bit jika hasil penetrasinya berupa potongan. Contoh alat bor dengan sistem ini adalah rotary drill.

Sistem Pemboran Manual
Prinsip kerja dari pemboran manual sangat sederhana karena hanya menggunakan tenaga manusia sebagai tenaga penggerak. Contoh alat bor yang menggunakan sistem ini diantaranya Auger Drill, Bangka Bor, Churn Drill, Bor Mesin Semprot (BMS).



Share:

Tipe Survey Geokimia


Beberapa tipe survey geokimia diantaranya:

Survey Sedimen Sungai Aktif (Stream Sediment)
Survey ini banyak digunakan untuk program penyelidikan pendahuluan, khususnya pada daerah yang medannya sulit. Pada daerah tropis, pengambilan conto sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan dengan pengamatan geologi dari float dan batuan yang tersingkap.
4 Variasi dalam survey sedimen aktif, yaitu:
  • Prospeksi mineral berat tanpa analisis kimia
  • Analisis konsentrasi mineral berat tanpa analisis kimia
  • Analisis fraksi halus dari sedimen sungai
  • Analisis beberapa fraksi selain fraksi terhalus dari sedimen sungai

Survey Tanah
Warna tanah dan perbedaan komposisi dapat menjadi indikator yang penting untuk berbagai kandungan logam. Contohnya tanah oraganik dan anorganik reaksinya akan berbeda terhadap logam. Dari kedua tipe ini dapat diharapkan perbedaan level background yang jelas. Mengabaikan perbedaan ini akan mengakibatkan kesalahan dalam pengambilan keputusan eksplorasi, yaitu anomali yang signifikan tidak terlihat dan anomali yang salah. Anomali yang salah umumnya berkaitan erat dengan komponen yang menunjukkan konsentrasi unsur yang ekstrim, seperti pada material organis dan mineral lempung, juga unsur jejak dalam airtanah.

Survey Batuan
Bertujuan untuk mendapatkan informasi kemungkinan dispersi primer yang berasosiasi dengan bijih. Survey batuan dapat digunakan untuk prospeksi mineralisasi pada kondisi berikut:
Prospeksi bijih yang menghasilkan pola dispersi batuan dasar yang luas (Contohnya Si, K, F, Cl dapat dijumpai pada lingkaran alterasi yang ekstensif mengitari bijih hidrotermal)
Prospeksi untuk endapan yang luas berkadar rendah (Contohnya endapan Cu yang tersebar atau endapan Sn yang tersebar) yang pengenalannya tidak mungkin diambil dengan sampel kecil karena kadarnya rendah atau mineral yang dicari tidak terlihat.
Pengambilan conto batuan bisa dilakukan dengan chip samplinng secara acak pada singkapan atau dengan pemboran dengan pola grid (bor Auger untuk kedalaman yang kecil, atau dengan pemboran rotari-perkusif untuk daerah yang lapisan penutupnya tebal). Conto batuan yang diperoleh kemundian digurus dan diayak dengan fraksi sebesar 80mesh, dan kemudian dianalisis.

Suvey Air
Airtanah dapat kontak dengan batuan dan melarutkan unsur-unsur dan terjadi kesetimbangan kimia yang erat kaitannya dengan kimia yang dikandung oleh akuifer. Airtanah mengandung padatan terlarut yang bervariasi dari satu tempat ke tempat lainnya. Contohnya air dari ladang minyak dengan endapan halit dapat mengandung padatan terlarut yang lebih banyak dari air laut atau airtanah biasa. Namun airtanah digunakan juga dalam ekpslorasi mineral, umumnya dari sumber yang dangkal.
Selain airtanah, air sungai, mata air, danau, rawa, sumur, dan sumur bor dapat dilakukan dalam prospeksi survey air, tetapi kesulitan analisis sehubungan dengan rendahnya konsentrasi, ditambah lagi fluktuasi yang cepat akibat variasi musim menghambat meluasnya program penggunaan metode ini.

Survey Biogeokimia
Survey ini mengambil filosofi, bahwa akar tanaman menunjam jauh kedalam tanah dan mengambil makanan dari batuan dasar yang telah lapuk. Contohnya tanaman teh telah memperlihatkan batas-batas anomali Ni di Australia Barat.
Keuntungan metode ini dibandingkan dengan metode lainnya, yaitu dapat dilakukan untuk:
  • Prospeksi di daerah yang tanah penutupnya tertranspor
  • Prospeksi di daerah berawa
  • Prospeksi di daerah yang vegetasinya sangat rapat

Survey Gas
Merupakan suatu teknik yang sedang dikembangkan. Survey ini mengambil contoh gas untuk  mencari anomali unsur volatil di sekitar bijih. Saat ini perhatian difokuskan pada penteksian gas Hg di sekitar berbagai endapan bijih. Sejumlah volume udara dilewatkan melalui suatu filter yang dapat menangkap uap Hg untuk dianalisis kemudia. Pengambilan conto dapat dilakukan dekat permukaan (misalnya melalui satu unit perangkat yang dipasang pada kendaraan roda empat) dalam tanah, atau dengan pesawat yang terbang rendah.
Keterbatasan metode ini adalah:
  • Konsentrasi gas yang diukur umumnya rendah
  • Sulit menentukan lokasi anomali yang akurat
  • Peka terhadap kondisi cuaca
  • Memerlukan endapan bijih yang mengandung Hg yang cukup


Share:

Jumat, 04 Mei 2018

Pola Pemboran pada Peledakan Jenjang (Surface Blasting)


Pola pemboran merupakan suatu pola dalam pemboran untuk menempatkan lubang-lubang ledak secara sistematis untuk diisi oleh bahan peledak. Pada umumnya, pola pemboran untuk kegiatan peledakan pada tambang terbuka dibagi menjadi dua jenis:

Pola Pemboran Persegi
Merupakan pola pemboran dengan penempatan lubang-lubang bor antara baris satu dengan baris berikutnya sejajar dan membentuk segi empat. Pola pemboran persegi terbagi menjadi dua jenis berdasarkan kedudukan jarak spacing dan burden nya:
  • Pola Square, bilamana kedudukan lubang bor satu dan yang memiliki jara spacing dan burden yang sama
  • Pola rectangular, bilamana jarak burden dan spacing tidak sama.

Keuntugan dan kerugian pola pemboran persegi
Keuntungan:
  • Lebih mudah dalam menentukan titik yang akan dibor, karena ukuran spacing dan burdennya sama sehingga penempatan alat bor tidak membutuhkan waktu yang lama.
  • Pengaturan waktu tunda peledakan pada pola persegi adalah berbentuk V delay, sehingga hasil peledekan terakumulasi pada tempat tertentu.

Kerugian:
  • Volume batuan yang terkena pengaruh ledak lebih besar sehingga kemungkinan hasil peledakan ditemukan bongkah (boulder)
  • Semakin banyak jumlah lubang ledak, maka semakin banyak waktu delay (waktu tunda)

Pola Pemboran Zig-Zag
Merupakan pola pemboran yang setiap lubang ditempatkan diantara dua lubang pada baris sebelumnya. Pola zig-zag merupakan pola yang sangat baik dalam hal distribusi bahan peledak.
Pola pemboran zig-zag terbagi menjadi dua jenis berdasarkan kedudukan jarak spacing dan burden nya:
  • Pola staggered square, bilamana kedudukan lubang bor satu dan yang lain memiliki jarak spacing dan burden yang sama.
  • Pola staggered rectanngular, bilamana jarak burden dan spacing tidak sama.

Keuntungan dan Kerugian pola staggered
Keuntungan:
  • Dapat memberikan keseimbangan tekanan yang baik sehingga batuan yang tidak terkena pengaruh ledakan memiliki potensi terkena yang kecil.
  • Delay yang digunakan tidak terlalu banyak karena dalam satu baris lubang ledak diberi nomor delay yang sama.

Kerugian:
  • Kesulitan dalam penempatan titik bor, karena titik bor yang dibuat tidak sejajar dengan baris yang berlainan.
  • Hasil peledakan akan menyebar karena peledakannya serentak pada garis yang sama, sedangkan baris yang lain diledakkan secara tunda.



Share:

Teknik Survey Geokimia


Teknik Survey Geokimia
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam survey geokimia antara lain:
  • Sampling geokimia yang efektif membutuhkan orang yang telah berpengalaman dan terlatih, yang mampu mengenali dan menggambarkan dengan benar material sampel dan karakteristik dari lokasi sampel. Orang yang mengambil sampel harus mampu mengenali dan menghindari situasi yang dapat menyebabkan kontaminasi yang dapat menghasilkan distraksi interpretasi data dan menyebabkan hasil yang tidak umum.
  • Mengutamakan pemilihan peralatan dari bahan yang non-kontaminasi dan tidak terkontaminasi.
  • Perhatian yang sama juga harus diberikan kepada tempat sampel, seperti kontainer, kantong sampel, kantong botol plastik, botol gelas khusus untuk sampling air dan berbagai alat sampling untuk gas dan partikuler. Sampel yang dibungkus dalam kantong/kontainer yang bocor dapat terkontaminasi yang akan mengganggu zat-zat yang terkandung di dalam sampel.
  • Disarankan agar semua sampel diberi nomor urut yang unik. Sebaiknya diberi kode proyek sebagai awalan dan tipe sampel sebagai akhiran, untuk meminimalisir kemungkinan tertukar dengan sampel lain dan menghindari kesalahan dalam manajemen data dan interpretasi. Koordinat tiap sampel harus dicatat dan ditandai dalam peta lokasi sampling.
  • Pola sampling bervariasi tergantung pada medium dan situasi lapangan.
  • Kerapatan pengambilan sampel tergantung pada tahapan eksplorasi.
Pemilihan media tergantung pada lingkungan lokal. Sebaiknya berdasarkan survey orientasi. Metode yang biasa digunakan ada tahap reconaissance meliputi:
  • Survey drainase, meliputi sampling sedimen dan air sungai, sedimen, danau, dan air tanah.
  • Survey batuan
  • Survey glasial
  • Survey tanah dengan kerapatan rendah (1 per 25 km)



Share:

Kamis, 03 Mei 2018

Pengertian Geokimia dan Survey Geokimia


Pengertian Geokimia
Geokimia merupakan ilmu yang mempelajari keberadaan dari berbagai jenis unsur serta sebarannya. Geokimia merupakan salah satu dari cabang ilmu kimia yang mempelajari kelimpahan (abundance), sebaran (distribution) dan perpindahan (migration) dari unsur-unsur bijih atau yang berhubungan dengan bijih dengan tujuan mendeteksi endapan bijih.
Setiap kegiatan eksplorasi geokimia, umunya terdiri dari:
  • Pengambilan Contoh (sampling)
  • Analisis Contoh (Analysis)
  • Interpretasi

Tahapan Eksplorasi Geokimia
Kegiatan eksplorasi geokimia bertujuan untuk mempersempit daerah yang dilakukan peninjauan untuk mencari daerah target (daerah prospek).
  • Tahapan Eksplorasi menurut Govett:
  • Region, >5000 km2
  • Distrik, >50-5000 km2
  • Area, 5- 50 km2
  • Target, <5 km2

Survey Geokimia diterapkan pada berbagai tahapan eksplorasi mineral, yaitu:
  • Survey regional dengan tujuan mencari jalur/arah mineralisasi
  • Survey lokal dengan tujuan mengidentifikasi daerah target untuk keperluan evaluasi
  • Survey kekayaan dengan tujuan menentukan batas daerah termineralisasi
  • Survet deposit dengan tujuan menentukan lokasi dari badan bijih Individual


Share:

Perbedaan Antara Sumberdaya dan Cadangan


Pengertian Sumberdaya
Menurut Standar Nasional Indonesia (SNI), sumberdaya adalah endapan mineral yang diharapkan dapt dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria layak tambang.
Sumberdaya dibagi menjadi beberapa kategori:
  • Sumberdaya Hipotetik, merupakan jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap survei tinjau.
  • Sumberdaya tereka, merupakan jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap prospeksi.
  • Sumberdaya terunjuk, merupakan jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi pendahuluan.
  • Sumberdaya terukur, merupakan jumlah bahan galian di daerah penyelidikan atau bagian dari daerah penyelidikan yang dihitung berdasarkan data yang memenuhi syarat-syarat yang ditetapkan untuk tahap eksplorasi rinci.

Pengertian Cadangan
Adapun pengertian cadangan, menurut Standar Nasional Indonesia merupakan endapan mineral atau batubara yang telah diketahui ukutan, bentuk, sebaran, kuantitas, dan kualitasnya dan secara ekonomis, hiukum, sosial, lingkungan dan teknis memungkinkan untuk ditambang.
Cadangan dibagi menjadi dua:
  • Cadangan Terkira, merupakan sumberdaya bahan galian terunjuk dan sebagian sumberdaya bahan galian terukur, tetapi berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.
  • Cadangan Terbukti, merupakan sumberdaya bahan galian terukur yang berdasarkan kajian kelayakan semua faktor yang terkait telah terpenuhi sehingga penambangan dapat dilakukan secara layak.

Klasifikasi Sumberdaya dan Cadangan
Share:

Follow on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.