Memberikan Ilmu-Ilmu Yang Berkaitan Seputar Tambang, Baik Pelajaran Dasar Maupun Ilmu Lanjutan. Membahas Informasi Seputar Tambang Baik Di Dalam Maupun Luar Negeri.

Jumat, 27 April 2018

Analisis Ultimat pada Batubara


Analisa Ultimat pada batubara bertujuan untuk mengetahui informasi berupa kandungan karbon (C), hidrogen (H), Nitrogen (N), dan Oksigen (O2), serta Sulfur (S) yang terkandung didalam batubara. Jika ditinjau dari segi kualitas batubara, sebuah batubara dikatakan memiliki kualitas yang baik apabila memiliki kandungan karbon yang tinggi. Semakin tinggi kandungan karbon, maka akan semakin besar kalor yang akan dihasilkan.

Tumpukan Batubara

Analisa Ultimat menghitung kandungan yang dimiliki oleh batubara melalui proses pembakaran. Sampel batubara yang akan diuji terlebih dahulu dipilah (pemilahan didasarkan sampel batubara yang mewakili), sampel tersebut kemudian dibakar pada suhu tertentu. Sederhananya, proses pembakaran batubara akan melalui sebuah alat yang dinamakan vacum. Vacum kemudian akan menyerao zat-zat yang dihasilkan dari pembakaran batubara dalam bentuk cairan. Cairan ini disebut sebagai blanko.
Analisis Ultimat pada kandungan Batubara
Karbon dan Hidrogen
Keduanya dibebaskan sebagai CO2 dan H2O ketika batubara dibakar. CO2 dapat berasal dari mineral karbona yang terkandung pada batubara, sedangkan H2O dapat berasal dari mineral lempung, atau inherent moisture pada batubara adb (air dried basis) atau keduanya. Nilai karbon akan bertambah seiring dengan meningkatnya kualitas batubara. Kadar karbon dan jumlah zat terbang yang didapat digunakan sebagai perhitungan dalam menilai kualitas bahan bakar, yaitu berupa fuel ratio.
Nitrogen
Kandungan Nitrogen (N) dari batubara berkaitan dengan polusi yang dihasilkkan pada saat ppembakaran dari batubara. Semakin tinggi kandungan Nitrogen yang dimiliki, maka semakin besar tingkat polusi yang dihasilkan dari batubara pada saat proses pembakaran. Sehingga batubara dengan kandungan Nitrogen yang rendah lebih diharapkan oleh industri. Untuk informasi, batubara tidak boleh mengandung lebih dari 1.5-2.0% (dried ash free).
Oksigen
Oksigen (O2) merupakan komponen dari campuran material organik maupun anorganik yang terdapat didalam batubara. Pada saat batubara mengalami oksidasi, oksigen akan terbentuk sebagai oksida, hidroksida dan mineral sulfat. Oksigen juga digunakan sebagai indikator penentu coal rank.
Sulfur
Sulfur yang terkandung didalam batubara dapat berupa material carbonaceous atau dapat pula berupa mineral seperti sulfat dan sulfida. Gas sulfur oksida yang terbentuk pada saat proses pembakaran batubara akan menghasilkan dampak polusi yang cukup berbahaya. Batubara yang mengandung kadar sulfur tinggi tidak diinginkan oleh konsumen. Sulfur dapat menyebabkan korosi dan pengotoran pada pipa boiler dan menyebabkan polusi udara pada saat udara hasil pembakaran dikeluarkan sebagai asap cerobong.
Kandungan total dari sulfur pada batubara yang digunakan pada pembangkit listrik tidak boleh melebihi 0.8-1% (air dried). Sedangkan pada Industri semen, kandungan total sulfur >2% masih dapat diterima, namun pada jenis coking coal (batubara yang memiliki kemampuan untuk menjadi kokas), diperlukan maksimum sebesar 0.8% (air dried) karena akan mempengaruhi kualitas material yang dihasilkan.



Share:

0 komentar:

Posting Komentar

Follow on Facebook

Diberdayakan oleh Blogger.